Materi 11
Industrialisasi di Indonesia
11.5 Strategi Pembangunan Sektor Industri
Dalam melaksanakan industrialisasi, ada dua pilihan
strategi, yakni strategi subsitusi impor(SI) atau strategi ekspor (PE).
Startegi SI sering disebut juga kebijakan inward-looking,yakni strategi yang
memfokuskan pada pengembangan industri nasional yang berorientasi kepada pasar
domestik. Sedangkan,strategi PE sering disebut juga kebijakan outward-looking,
yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih
berorientasi ke pasar internasional. Strategi SI dilandasi oleh pemikiran bahwa
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan pengembangan industri
didalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M(subsitusi
M).sedangkan strategi PE dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk-produk yang dibuat
didalam negeri dijual dipasar X.
Kesimpulan
Dampak positif industrialisasi dalam konteks
globalisasi saat ini telah diketahui yakni meningkatkan produktivitas melalui
peningkatan efisiensi. Namun dampak negatifnya masih banyak diperdebatkan
orang, terutama kaitannya dengan kerusakan lingkungan. Ketika sebuah bangsa
menggantungkan hidupnya kepada pertanian, maka masalah kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh masyarakat yang hidup dengan bertani belum begitu
mengemuka dalam berbagai pembahasan. Lain masalahnya, ketika proses
industrialisasi tengah berjalan, maka dampak positifnya rakyat banyak tak lagi
terlalu menggantungkan hidupnya pada sumber alam yang langsung digali atau
dimanfaatkan.
Peranan sektor industri dalam produksi nasional pada
tahun 1990 cukup meningkat. Hal ini ditandai dengan sumbangannya sebesar 21% ke
dalam produk domestik bruto (PDB), ini berarti telah melampaui sumbangan sektor
pertanian sebesar 19%. (Hartanto, 1995). Selanjutnya berdasarkan data tahun
2000, besar komposisi perbandingan sumbangannya terhadap PDB adalah 30%
industri dengan 10% pertanian (LPE-IBII, 2002).
Dari sudut pandang kepentingan perekonomian suatu
bangsa, industrialisasi memang penting bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi
tinggi dan stabilitas. Namun, industrialisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan
hanya merupakan salah satu strategi yang harus ditempuh untuk mendukung proses pembangunan
ekonomi guna mencapai tingkat pendapatan perkapita tinggi. Meskipun
pelaksanaannya sangat bervariasi antar negara, periode industrialisasi
merupakan tahapan logis dalam proses perubahan struktur ekonomi. Tahapan ini
diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi sektor industri
manufaktur dalam permintaan konsumen, produksi, ekspor, dan kesempatan kerja.
(Tulus Tambunan, 2001).
Dapat dipahami bahwa ketika membahas masalah
industrialisasi, selalu terkait dengan sektor pertanian. Sehingga setiap
persoalan industrialisasi akan dibahas secara serempak dengan keterkaitan ke
masalah pertanian. Proses pembangunan di Indonesia tetap diawali dengan
perhatian pada bagaimana menggerakkan perekonomian yang berbasis pertanian.
Karena itu diutamakanlah industri yang menciptakan mesin-mesin pertanian dan
sebagainya. Sasaran pembangunan jangka panjang tahap satu adalah, mengubah
struktur ekonomi dari struktur yang lebih berat dari pada pertanian kepada
struktur yang seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri. (Hamzah
Haz, 2003). Dengan struktur yang seimbang inilah maka ekonomi rakyat dapat
ditumbuhkan.
Kelemahan mendasar pada pembangunan di masa lalu
adalah, pertumbuhan tidak berhasil mencapai upaya mengaitkan pertumbuhan dengan
pemanfaatan sumber daya alam, pertanian, dan kemaritiman. Ini mungkin salah
satu alasan mengapa ketika awal pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid
dibentuk Menteri Negara Urusan Perikanan dan Sumber Daya Maritim, karena ketika
itu, walaupun dasadari bahwa 60% wilayah Republik Indonesia adalah lautan.
Kenyataan ini merupakan salah satu penyebab gagalnya proses industrialisasi di
Indonesia dalam menciptakan lapangan kerja, sehingga ketika krisis terjadi
sebagian besar angkatan kerja lebih 50% masih bekerja di sektor pertanian,
sementara hanya 10% saja yang bekerja di sektor industri.
Pada awal sejarah kehidupan, manusia baru mengenal
dan memanfaatkan segala sesuatu yang telah disediakan alam. Perekonomian pada
tahap ini disebut perekonomian yang berbasis pertanian, di mana kegiatan
pertanian mendominasi seluruh aspek kehidupan. Kegiatan menghasilkan barang
hanyalah terbatas pada industri rumah tangga. Demikian pula kegiatannya
belumlah menonjol seperti keadaan sekarang. Perekonomian berbasis pertanian ini
kemudian berkembang menjadi perekonomian berbasis industri. Tentu saja
perkembangan ini akan menyangkut beberapa aspek, sehingga perlu diidentifikasi,
ada perkembangan apa saja, serta bagaimana pola pengaruhnya kepada kontribusi
kedua sektor yakni pertanian dan industri.
Reference:
http://metabinasabila-meta.blogspot.com/2012/03/perekonomian-indonesia-perkembangan.html
0 komentar:
Posting Komentar