Home » » Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi

Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi



Materi 5
PDB, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi



5.2  Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
1.     Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income.

Peningkatan Jumlah Penduduk → Peningkatan National Income → Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)
GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl

Pendekatan pengukuran GDP:
a)     Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup:
·  Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha
BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor:
a)            Pertanian
b)            Pertambangan dan penggalian
c)            Industri manufaktur
d)            Listrik, gas, dan air bersih
e)            Bangunan
f)             Perdagangan, hotel dan restoran
g)            Pengangkutan dan komunikasi
h)            Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
i)             Jasa-jasa

PDB =  i=1,2,…9 NOi
·  Pendekatan pendapatan. PDB= jumlah pendapatan yang diterima FP untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.
PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor

b)     Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran
PDB=C +  I + G + X – M

Teori dan Model Pertumbuhan.

a)     Teori dan model pertumbuhan Neoklasik.
Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK.
Semakin meningkat jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah, maka semakin meningkat pertumbuhan output.  Persentase pertumbuhan output dapat:
·     Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale)
·     Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale)
·     Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale)
Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak diperhatikan (dianggap konstan)
Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.
Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%.
b)     Teori modern (model pertumbuhan Endogen)
Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi:
·     FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material,
·     Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

Ketiadaan/rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi di negara-negara di afrika  terhenti.

2.     Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing return to scale.
Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi.
Perubahan struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Teori perubahan struktur ekonomi:
  1. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi)
Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan perkotaaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama).
Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, shg kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang rendah.  Produk marjinal =0 berarti fungsi produksi sector pertanian telah optimal.
Jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun.
Dengan mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan, sector industry kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik optimal, sehingga upahnya juga tinggi.
Perbedaan upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan akhirnya pendapatan Negara meningkat.
Pendapatan yang meningkat meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non pertanian.
  1. Teori Hollis Chenery (Teori transformasi structural/pattern of development)
Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di LDCs yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sector industry sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah:
·     pola konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa
·     Akumulasi capital secara fisik dan SDM
·     Perkambangan kota dan industry
·     Penurunan laju pertumbuhan penduduk
·     Ukuran keluarga yang kecil
·     Sector ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industry
Chenery menyatakan bahwa proses transformasi structural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.
Yi = Di + (Xi-Mi) + ∑Yij
            Dimana           Yi= output bruto industry manufaktur
                                    Di= permintaan domestic untuk konsumsi
                                    X-M = perdagangan neto (ekspor-impor)
                                    Yij= penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input

Kenaikan produksi sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:
  1. Kenaikan permintaan domestic
  2. Peningkatan ekspor
  3. Substitusi impor
  4. Perubahan teknologi

Kelompok LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:
  1. Kondisi dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industry dasar atau tidak)
  2. Besar pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk)
  3. Pola distribusi pendapatan (merata atau tidak)
  4. Karakteristik industrialisasi (strategi pembangunan industry apakah ada industry yang diunggulkan)
  5. Keberadaan SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA) 
  6. Kebijakan perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN atau terbuka/promosi ekspor).



Reference:
http://www.tenagasosial.com/2013/08/perubahan-struktur-ekonomi-indonesia.html

0 komentar:

Posting Komentar